Selasa, 04 Desember 2018

Sebuah tanda tanya - ujian pertama - Hitam Tak Bermakna

Hitam Tak Bermakna

Desir angin malam perlahan mengikis kulit
Menusuk, menembus relung imajinasi
Memecah malam yang tak bisa berelaksasi
Mungkin karena aku yang sedang tak percaya diri

Tak bisa kupejamkan mata malam ini
Sebab yang kulihat hanya dirimu yang pergi
Mungkin hanya sebagai bunga mimpi
atau sebuah teguran dari yang ilahi

Canvas indah yang dipenuhi warna warni dunia
kecuali satu, hitam pekat tak bermakna
Terlalu pekat hingga tak seirama untuk mewarnai canvas
Sebab jika dilakukan canvas itu hanya akan dipenuhi oleh hitam
Terdominasi dan tak bisa terdispersi

Apa kau yakin akan mencampur indah warna warni dunia yang telah kau miliki dengan hitam pekat tak bermakna ?

Sabtu, 17 November 2018

Kau - Ksatria Berjiwa Besi III - Tempat Aku Pulang

Kau

Ku seruput kopiku di pagi gulana
Bersama hembusan angin pagi yang dingin tak terarah
Terkadang aku berpikir,
tentang hidup yang jujur seperti kopi
Kopi itu memang pahit,
tetapi ia tak pernah menyembunyikan rasa pahit itu
Sedang yang manis, belum tentu baik untuk kita

Banyak hal yang terjadi dihidupku
Suka dan duka silih berganti
Disaat aku baru saja keluar dari palung terdalam
Disaat itu lah kau datang
Kau yang hadir entah dari mana asalnya
Kau yang memberiku secercah cahaya dan arah untuk pulang
Kau yang seperti rumah, tempat aku pulang

Kau,
Disaat diri ini mencoba menghindar dari dalamnya palung
Kau seakan menarikku semakin dalam
Dan anehnya semakin dalam aku terjatuh
Seakan aku lebih ingin terjatuh lebih dalam lagi
Kedalam palung yang entah,
Entah berujung kebahagiaan atau kesedihan
Yang aku tau, meskipun itu terlalu dalam
Selama ada dirimu, maka aku pun ada

Bodoh memang rasanya, jika aku berpikir seperti itu
Namun bagaimana lagi ?
Aku lebih menyukai kopi
Meskipun pahit kurasa
Sebab aku hanya jujur dan mengikuti kata hatiku
"Kejarlah meskipun kau harus terjatuh sekali lagi"
Seakan itu yang ingin ia katakan padaku

Teruntuk kau,
Yang baru saja datang
Namun tak lagi lekang

Jumat, 09 November 2018

Caraku Menggapaimu - Rintik Senja - Ksatria Berjiwa Besi II

Caraku Menggapaimu

Langit sendu diujung senja
Seakan mengajakku mengawang jauh tentang kita
kita yang entah apa mungkin menjadi kita
atau kita yang mungkin menjadi penggalan cerita

Senjaku,
Senjaku kali ini tak sendiri lagi
Aku ditemani jutaan rintik hujan yang menghujam bumi
Seakan menegaskan bahwa tak mudah menggapai sang dewi

Aku hanyalah setitik rintik
Yang melawan jutaan rintik untuk menaklukan hati sang dewi
Yang terkurung rapat didalam kerak bumi

"Aku tak peduli" Pikirku dalam hati
Aku tak peduli siapa yang menggapai hati sang dewi
Siapa yang sudah ditakdirkan untuk bersama sang dewi
Sebab aku disini, berdiri untuk melawan takdir
Aku disini untuk mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin

Lalu siapa aku, hingga berani berkata seperti itu ?
Punya apa aku, hingga berani berkata seperti itu ?
Aku bukan siapa-siapa
Dan aku, tak punya apa-apa
Kecuali satu,
Ya, Aku punya satu tempat untuk berharap
Aku punya satu hal untuk melawan takdir yang aram temaram

Tuhanku
Sujudku kepada-Nya adalah tameng terhebatku
Do'aku kepada-Nya adalah senjata terhebatku
Dan namamu didalam do'aku pada sepertiga malam terakhir adalah caraku menggapaimu

Kamis, 01 November 2018

Ksatria Berjiwa Besi - Sajak cinta dariku untuk dirimu - Izinkan aku bercerita melalui tulisanku

Ksatria Berjiwa Besi

Aku bukan lah seorang arsitek andal
bukan pula seorang seniman di masa renaisans
aku tak memiliki sejarah sepanjang Konstantinopel
tetapi aku ingin mengenalmu sedalam palung mariana
mengenal dan membuatmu menangis bersamaku
Ya benar, menangis bahagia lah bersamaku

Jika seluruh dunia membuatmu bersedih
Jika seluruh dunia membuatmu kecewa
Jika seluruh dunia mengkhianatimu
Datang lah padaku,
aku akan menerima segala keadaan dirimu
ku pastikan akan ada disampingmu disaat kau butuhkan
ku pastikan menjadi vibranium bagi dirimu
melindungimu dari kerasnya kehidupan

Dan jika lembayung merah sedang bersarang di senyummu
burung burung kecil menari indah bersamamu
Seakan melihat Stephanie Kurlow sedang beratraksi diatas panggungnya
Kau tak wajib berbagi kebahagiaan itu denganku
Kau tak harus berbagi keindahan langit malam bersamaku

Cukup berbagi saja sendumu denganku
untuk kebahagianmu, itu adalah pilihanmu
jika kau ingin berbagi denganku
aku pun akan menikmatinya bersamamu
jika tidak pun tak apa

Biar aku menjadi matahari terbenam bagimu
menghilang setelah membuatmu tersenyum
biarlah aku menunggu tanpa ditunggu
biarlah aku bertahan meski tak pernah ditahan
biarlah aku menjadi ksatriamu yang berjiwa besi

Minggu, 28 Oktober 2018

Sumpah yang Terlupakan - Bergeraklah Pemuda - Bergeraklah Mahasiswa

Sumpah yang Terlupakan

Selamat pagi dunia
Selamat pagi sahabat
Selamat pagi pemuda Indonesia

28 Oktober 2018
Kita menggemakan kembali sebuah naskah penuh makna
Sebuah naskah perjuangan
Sebuah naskah pergerakan
Sebuah naskah yang telah tersisihkan

Sumpah Pemuda
Sebuah sumpah pemuda pemudi Indonesia
Yang mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
Yang mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
Yang menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Tapi itu dulu, bukan saat ini

Sulutan api emosi telah berkobar
Perpecahan bangsa dimana-mana
Musnah saling memusnahkan antar umat
Miris rasanya melihat keadaan bangsaku saat ini
Persekusi antar rakyat dimana-dimana
Bahkan kaum minoritas pun ikut merasa iba

Sadarlah bangsaku
Pantaskah kalian merusak bumi pertiwi dan menari diatasnya ?
Merayakan kepentingan suatu golongan dan menyisihkan yang lainnya
Padahal bukan lah darahmu yang tertumpah untuk Indonesia
Tidak setetes pun keringatmu menyumbang disini
Jangan jadi penyakit di bumi pertiwi
di Indonesiaku tercinta ini
Tidak tahu berterima kasih

Kopi yang disajikan di negeri ini telah terlampau panas
Marilah kita duduk bersama demi kepentingan bangsa
Marilah kita bersatu kembali membangun bumi pertiwi
Jangan terpecah belah lagi wahai bangsaku
Bersatulah dan bangun negeri ini kembali

Bersatulah pemuda pemudi Indonesia
Dan marilah kita menjadi 1 diantara 10 pemuda
Yang diinginkan Ir. Soekarno

Jumat, 26 Oktober 2018

Menantang Dunia - Sajak dan Puisi - Biarkan aku berbicara melalui tulisanku

Menantang Dunia

Selamat malam dunia
Ku sapa engkau dari dinginnya malam di garis khatulistiwa
Sejenak merenung dan merefleksikan mengenai kerasnya kehidupan
Meledak-ledak pikiranku dan bertanya-tanya pada malam tak bernyawa
Boleh kah aku menantang dunia ? lagi, untuk kesekian kalinya.

Termenung aku ditengah malam
Dibawah rembulan, ditemani secangkir kopi panas tanpa gula
Terasa pahit seperti kehidupan
Namun tetap saja,
Terselip kenikmatan didalamnya.

Tidur lah kawan
Tengah malam telah tiba
Dibuat lelah engkau dengannya
Istirahatkan tubuh dan pikiranmu dibalik senyapnya malam
Agar kau tau nikmat yang Tuhan telah berikan
Agar kau tau bagaimana rasanya mati untuk sesaat
Sebab esok adalah hari-hari yang berat
Untuk menantang orang-orang hebat di luar sana
Untuk berdiri melawan getirnya dunia
Untuk bergerak memperjuangkan asa yang hampir punah.